26 Januari 2012

Hiding My Heart

Blind dan Non-Blind Watermarking

Watermark harus dapat diekstraksi atau dideteksi kembali bergantung pada sifat dan tujuan algoritma watermarking. Pada beberapa algoritma watermarking, watermark dapat diekstraksi dalam bentuk yang eksak, sedangkan pada sebagian algoritma yang lain, kita hanya dapat mendeteksi apakah watermark terdapat di dalam citra, sehingga prosedurnya dinamakan pendeteksian watermark
Berdasarkan cara ekstraksi watermark-nya, watermarking bisa dibedakan menjadi blind watermarking dan nonblind watermarking. Sistem blind watermarking tidak membutuhkan citra asli untuk mengekstraksi watermark. Sedangkan pada nonblind watermarking membutuhkan citra asli untuk dapat mengekstrak watermark.

Klasifikasi Watermarking Citra Digital : Robustness

Pada postingan sebelumnya kita telah membahas pengertian dasar Digital Image Watermarking. Visible watermark seringkali digunakan untuk menandai kepemilikan suatu citra. Sedangkan Invisible watermark biasanya digunakan untuk berbagai tujuan khusus yang lebih advance dan bersifat rahasia, tekniknya pun disesuaikan dengan masing-masing tujuannya. Tujuan watermarking (invisible watermarking) diantaranya adalah untuk menyembunyikan data rahasia di dalam citra (steganografi), mendeteksi apakah suatu citra sudah pernah di-edit (tamper detection), dan sebagainya. 
Invisible watermark atau jenis watermark yang tak terlihat, dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat kekokohan/robustness-nya, yaitu:

1.    Secure watermarking
Secure watermarking artinya watermark mampu bertahan dari non-malicious attack maupun malicious attack. Non-malicious attack merupakan serangan berupa manipulasi yang normal terjadi terhadap sebuah citra ber-watermark, misalnya kompresi, operasi penapisan, penambahan derau, penskalaan, penyuntingan, operasi geometri (translasi, rotasi, dsb), cropping dan lain-lain. Sedangkan malicious attack merupakan serangan yang bertujuan menghilangkan atau merubah watermark pada citra sehingga watermark tidak dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

2.    Robust watermarking
Watermark jenis ini harus mampu bertahan terhadap non-malicious attack. Watermark masih bisa diekstraksi setelah terjadi modifikasi pada citra.

3.    Fragile watermarking
Pada fragile watermarking, watermark sengaja dibuat agar mudah berubah, rusak, atau bahkan hilang ketika dilakukan modifikasi pada citra ber-watermark. Fragile watermarking digunakan pada aplikasi yang bertujuan untuk memverifikasi isi (content) citra, misalnya untuk image authentication atau tamper detection (deteksi manipulasi). Watermark yang telah rusak atau hilang adalah pertanda bahwa citra sudah mengalami manipulasi dan tidak otentik lagi.

Digital Image Watermarking : Pengertian

Saat ini segala sesuatu yang berformat digital, khususnya citra digital, sangat mudah didapatkan, disimpan, digandakan, dan disebarluaskan. Hal tersebut didukung oleh berkembangnya teknologi Internet yang kini semakin cepat dan mudah diakses. Orang dengan mudah bisa mengunggah atau mengunduh citra digital melalui Internet. Selain itu, citra digital kini sangat mudah dimanipulasi dengan menggunakan berbagai perangkat lunak yang juga mudah didapatkan. Yang menjadi permasalahan adalah apabila citra digital tersebut merupakan citra yang harus dilindungi seperti hasil seni fotografi, citra hasil penginderaan jauh, citra medis, dan sebagainya. Perlindungan harus dilakukan terkait dengan masalah kepemilikan, pelanggaran hak cipta (copyright), atau masalah keaslian citra.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan digital image watermarking. Digital image watermarking adalah teknik penyisipan informasi tertentu ke dalam citra digital (host/carrier image). Informasi yang disisipkan inilah yang disebut sebagai watermark. Watermark dapat berupa teks, logo, atau ekstraksi ciri dari host image. Penyisipan dilakukan sedemikian rupa sehingga watermark tidak merusak citra digital yang dilindungi. Selain itu, watermark yang telah disisipkan tidak dapat dipersepsi oleh mata manusia, tetapi dapat dideteksi oleh komputer.
Berdasarkan visibilitasnya, watermark pada citra digital bisa dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu visible watermark dan invisible watermark.
1. Visible watermark artinya watermark terlihat oleh mata manusia, biasanya berupa teks atau logo semi transparan yang ditmbahkan pada citra. Misalkan pada gambar dibawah ini, sebuah foto diberi visible watermark dengan memberikan tahun pembuatan dan nama website pemilik sebagai tanda hak cipta.
2. Invisible watermark artinya watermark disisipkan dengan teknik tertentu sehingga tidak terlihat oleh mata manusia. Mata manusia memiiki keterbatasan dalam membedakan 2 buah piksel dengan perbedaan intensitas yang sangat kecil. Hal ini lah yang dimanfaatkan dalam penyisipan watermark sehingga adanya watermark dala suatu citra digital tidak disadari oleh manusia.

21 Januari 2012

3.5 tahun kuliah di IT Telkom : Calon ST?

Gak terasa udah hampir 3.5 tahun kuliah di fakultas informatika kampus putih biru IT Telkom (STT Telkom). Tugas Akhir udah beres dan tinggal sidang hari selasa minggu depan (doakan lancar :D ). Setelah sekitar 6 bulan tidur dengan buku TA dan paper, coding siang malam, sampe nyari dokter spesialis kandungan dilakoni buat kesempurnaan TA. Tinggal semoga sidang nanti bisa lancar dan lulus :D, amin.

Kuliah di IT Telkom terutama Teknik Informatika bukanlah hal yang mudah. Banyak teman2 yang gak bisa survive akhirnya kuliah molor bahkan banyak juga yang cabut. Saat ini mungkin hanya sekitar 75% teman sekelas di IF-32-01 yang masih tersisa. Yang lain udah banyak yang pindah karena gak kuat atau alasan lain. Seorang senior yang bekerja di Microsoft bilang bahwa Tugas Besar mata kuliah di IT Telkom (informatika) adalah yang terberat di Indonesia, wow!. Tugas besar disini hampir setara dengan Tugas Akhir kampus lain.Selain itu kuliah disini relatif mahal (untung pas angkatan 2008 biaya masih cukup murah, anak angkatan 2011 biaya kuliahnya udah hampir 2 kali lipat!!) tapi jika kuliah dilakoni sungguh2, saya rasa biaya itu cukup worth it lah. Selain itu godaan disini cukup besar, eksotisnya kota Bandung, pergaulan malam, foya-foya selalu mengiming-imingi kita. Intinya kalo mau sukses kuliah di IT Telkom kita harus bener2 survive!.

Sekian dulu ceritanya, lain kali akan saya bahas lebih detail pengalaman saya :D