Kata ‘green’ memang sedang populer akhir-akhir ini. Green identik dengan pepohonan atau tumbuhan. Kata ‘green’ menjadi populer seiring gerakan untuk mengembalikan kehijauan bumi yang semakin hilang. Lalu apakah yang dimaksud dengan Green Computing? Apakah ini sejenis program penghitungan jumlah pohon-pohon dengan komputer? Atau apa? Sebenarnya kata “green’ dalam bahasa Indonesia mungkin lebih tepat bila diartikan “ramah lingkungan”. Jadi Green Computing mungkin bisa diartikan sebagai komputasi atau penggunaan komputer yang ramah lingkungan.
Green Computing adalah kajian dan praktik penggunaan sumber daya komputer secara efisien. Sasaran primer program-program tersebut adalah pencakupan TBL (triple bottom line: manusia, planet, laba). Sasarannya antara lain adalah untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya, memaksimalkan efisiensi energi selama umur produk, dan meningkatkan daur ulang serta biodegradasi bagi produk gagal dan limbah pabrik. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Komputasi_hijau
Green Computing muncul seiring berbagai Issue mengenai lingkungan. Diantaranya mengenai global warming, menipisnya sumber energi dunia dan menumpuknya sampah-sampah elektronik. Penggunaan energi listrik untuk komputer termasuk besar. Ditambah lagi penggunaan kertas untuk keperluan printing. Selain itu umur perputaran komputer termasuk yang sangat cepat dan jumlahnya semakin bertambah. Hal ini semakin menumpuk limbah elektronik yang mencemari lingkungan. Lalu bagaimana green computing mengatasi masalah ini?
Seperti yang telah dikatakan tadi bahwa pada dasarnya Green Computing adalah penggunaan sumber daya komputer secara efektif dan efisien. Hal ini dapat dilakukan diantaranya dengan menggunakan hardware yang hemat energi dan efisien, menggunakan kertas sehemat mungkin, mengurangi frekuensi mengganti komputer dengan mengupgrade hardware yang diperlukan daripada membeli baru, jika terpaksa mengganti bisa didaur ulang atau dialihkan ke user lain.
0 komentar:
Posting Komentar